MUDIK ( Part II )


Ternyataa datang juga nih! Di kemacetan yang secara logika emang disini titik terparahnya sih. Dan bener aja 3 kilometer sebelum keluar pintu tol yang mengarah ke pelabuhan merak disana sudah mengantri dengan tidak tertib mobil mobil yang hendak menyebrang ke pulau sumatera. Benar saja seperti tertimpa beban yang sangat berat kamipun dimobil langsung lemas membayangkan betapa lamanya kami akan menunggu antrian di penyeberangan ini.  Aku pun langsung mengeluarkan laptop untuk mencari jarak antara lokasi macet tempatku saat itu dengan pelabuhan alhasil jarak di “mbah google” mengatakan hanya 7 kilometer saja. Hal itu membuatku sedikit lega tetapi yang membuatku kembali sedih adalah pergerakan kendaraan disini hanya 250 meter per setengah jam jika diklkulasikan lama kami menunggu bisa mencapai 14 jam! Langsung saja aku memulai kegiatan kegiatan yang dapat mengurangi rasa bosanku seperti dengerin lagu, baca buku, online internet, keliling daerah macet dan tidur. Ya tidur cara paling ampuh buat  nunggu waktu yang sebegitu panjang, jam demi jam kami lewati mulai pukul 6 pagi hingga pukul 8 malam! Akhirnya kamipun masuk pelabuhan rasanya seneeeeng banget, seenggaknya bisa menikmati mobil berjalan lagi. Setelah bongkar muat kapal yang datang giliran antrian kami yang masuk kekapal setelah memarkirkan mobil kamipun naik ke deck kapal guna melaksanakan sholat. Jam 11 malam baru kai=mi selesai bongkar muat kapal dan  segera mencari pombensin untuk istirahat sejenak karena rasa kantuk yang sudah tak tertahankan. Setelah satu jam merasa kebih segar kamipun tidak membuang buang waktu lagi segera melanjutkan perjalanan. Kami memilih bergantian 1 orang menyetir dan 1 orang menjadi navigator sedangkan 3 orang lainya istirahat dulu, setelah 3 jam aku dan ayahku mengarungi jalanan sumatera kami mengisi keheningan dengan ngobrol2 santai dan bercanda.  Ada mobil pajero sport menyusul mobil kami dengan kecepatan tinggi ayahku langsung bilang “wah enak kalo pake mobil besar gitu stabil dan gak banyak goncangan” “iya ya pa kita aja kecepatan segini udah aman lah (100 km/hr)” “liat tuh cara nyetirnya juga enak *ngeliat mobil itu nikung* papa suka kalo mobil bagus nyetirnya juga enak jadi pas” tiba tiba saja sekitar 5 detik setelah mobil tadi belok kamipun melewati tikungan yang sama dan mendapatkan ada pohon tumbang! Aku langsung melihat bahwa disebelah kiri ada nyala lampu rem mobil dan lampu sorot mobil tertutup timbunan pohon! Dengan keadaan panik aku dan ayahku langsung meminggirkan mobil dan berjalan kearah mobil tersebut. Dan ternyata tidak lain tidak bukan mobil itu adalah mobil yang aku bicarakan dengan ayahku sesaat yang lalu, ya benar pajero sport silver nomor polisi BM akupun berlari kearah mobil tersebut dan membuka pintu depan mobil. Ayahku menyalakan lampu dan kami dapat memastikan ada 6 orang didalam mobil tersebut dan semuanya selamat! Aku langsung menggendong 2 anak balita yang terdapat didalam mobil tersebut suami istri yang duduk dibangku depan sepertinya masih sangat shock, untungnya mereka semua tidak ada yang terluka sedikitpun tetapi keadaan mobil bagian depan dan sebelah kiri sudah hancur dan tidak mungkin untuk mekanjutkan perjalanan. Warga sekitar tersebut segera berdatangan dan membantu memindahkan pohon yang melintang dijalanan, untung banyak bantuan yang berdatangan sehingga keadaan jalan dapat segera teratasi.  “saya tidak bisa terlalu menekuk mobil ini saya kira tikunganya tidak setajam ini, mobil berkecepatan terlalu tinggi jadi tidak memungkinkan lagi” ucap sang pengemudi. Kamipun tidak bisa terlalu lama menunggu disana dan melanjutkan perjalanan kembali, seketika itu mata kami yang sudah sangat mengantuk langsung terbelalak kembali karena kejadian tersebut.....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Life after college

Financial Planning

Starting as Chemical Engineering Student