Senior they said.

Disaat kamu memasuki lingkungan baru atau suatu tingkatan baik dalam sekolah,kerja maupun keluarga pasti ada namanya senior dan junior meski tidak selalu bernama "senior" tetapi memiliki nama lain yang lebih halus daripada senior. Disini saya akan lebih membahas senioritas dalam sekolah tepatnya diperkuliahan. Penting gak sih adanya senioritas dalam perkuliahan? saya rasa itu penting karena dalam jenjang kuliah ini kita sudah semakin mendekati dunia kerja dimana lapangan kerja yang tersedia di indonesia saat ini bisa dibilang tidak memadai oleh karena itu kita harus memperluas chanel lingkungan kerja kita dengan mengenal "senior", selain itu dalam perkuliahan pelajaran susah sudah tidak asing lagi bagi mahasiswa , maka sebab itu sebagai junior alangkah butuhnya peran seorang senior untuk membantu menyelesaikan pelajaran pelajaran tersebut. Tetapi disini senior macam apa yang bisa kita panuti yang macam apa bisa kita percayai? di institusi saya, senioritas mendidik juniornya dengan istilah "pengkaderan" yang banyak anggapan didalamnya itu keras, penuh dengan perpeloncoan dan hal hal lain yang negatif. Mungkin itu menyebabkan kampus teknik yang saya huni ini sebagian besar adalah pria karena hanya sedikit wanita yang berminat masuk teknik dikarenakan hal senioritas seperti itu. Bisa dikatakan hanya wanita wanita bermental baja saja yang bisa bertahan di sini. Setelah serangkaian acara "pengkaderan" yang hampir setahun ini saya jalani pernyataan atas anggapan anggapan negatif tersebut sebagian besar adalah benar. Yang bisa saya tangkap dari seluruh kegiatan tersebut hanya beberapa saja yang memiliki makna yang lainya hanya ocehan ocehan tidak jelas dari senior yang lebih bisa dibilang "Balas Dendam" atas perlakuan senior  yang dulu dulu. menurut sosialisasi saya terhadap senior yang menurut saya enak diajak ngomong, hal hal seperti itu sudah menjadi budaya! Budaya?!Budaya macam apa ini ?! lihat apakah hasil pengkaderan itu membuat junior menjadi lebih baik?apakah membuat junior betah dengan kehidupan keras seperti itu? hasilnya hanya 15% saja total mahasiswa yang bisa mengikuti dengan baik serangkaian pengkaderan tersebut, yang lainya?banyak yang memutuskan pindah kuliah,menjadi boikoter,dan lain lain. Jujur saya iri melihat universitas lain yang sangat tenang dalam ospeknya yang terlihat santai dan let it flow saja, karena jika pada awalnya rasa benci dan takut terhadap senior itu sudah ada bagaimana bisa kita menjalin hubungan yang harmonis dengan para senior. Saya setuju setuju saja dengan adanya "pengkaderan" ini asalkan dengan menghilangkan rasa ingin balas dendam terhadap junior dan mengefisiensikan kegiatan yang ada, masak setiap ingin ada kegiatan berkumpul dengan para senior harus dengan pressing,adu urat syaraf bahkan baku hantam, itu yang dibilang mahasiswa? saya tidk habis pikir terhadap senior senior yang kolot seperti itu, mungkin pemikirianya sudah tertutup oleh lingkungan yang itu itu saja, karena cara cara yang yang lain masih sangat banyak guna mempererat rasa persaudaraan antara senior dan junior agar tercipta kerukunan yang tentram, dan karena keadaan inilah yang membuat ikatan alumni di institusi saya sangat rapuh karena sudah tidak memikirkan institusinya lagi yang tidak bisa memberikan sesuatu yang mengena terhadap lulusan tersebut,semoga kedepanya keadaan yang complicated seperti ini bisa berubah seiring waktu,amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Life after college

Financial Planning

Starting as Chemical Engineering Student